Pohon Jangan Di Paku!

Pohon Jangan Di Paku! Sebuah himbauan baik yang sering kita dengar dan kita lihat, baik dari kampanye di jalanan ataupun lewat media, baik televisi, radio maupun internet. Tetapi, seolah menjadi jamak dengan memaku pohon. Lihatlah di lingkungan kita betapa pepohonan tak luput dari serangan benda asing.
Serangan pada pohon atau memasukkan benda - benda asing ke dalam pohon disebut Tree Spiking untuk istilah umumnya. Tree Spiking memiliki tujuan khusus yaitu sebagai taktik yang tidak menyenangkan sehingga penebang akan khawatir terluka saat memotong, membelah dan memproses batang kayu.
Lebih jauh, masuknya benda asing ke dalam kayu akan menurunkan nilai ekonomi kayu , menurunkan keberlangsungan produksi kayu bulat ( logging ) dalam jangka panjang. Di sisi lain, tindakan “spiking” justru akan mengurangi ancaman dari kehidupan pepohonan.

Untuk hal tersebut, pada 4 November 2013 Belantara Indonesia menerima email dari salah seorang teman yang isinya dan foto yang di lampirkan membuat kami kaget. Inilah foto tersebut:


www.belantaraindonesia.org

Dalam email tersebut, pengirim menyebutkan bahwa foto tersebut di ambil saat dia melakukan pendakian di Gunung Sumbing, Jawa Tengah, tepatnya di lokasi setelah lahan pertanian. yang membuat kami kaget, disana di sebuah plakat yang di paku di sebuah pohon tertulis: Cintai Alam Sepenuh hati Agar Bumi Bernafas Kembali. Belantara Indonesia.

Dari hasil rapat intern di Base Camp Belantara Indonesia dengan semua pengurus, kami menyimpulkan bahwa ini adalah dilakukan oleh salah satu pendaki yang bersimpati dengan kami. Hanya cara memasang plakat tersebut yang salah. Di paku di pohon!

Jadi pada intinya, ini bukan dari kami, Belantara Indonesia yang melakukannya karena setiap pendakian kami pasti harus menurut prosedural organisasi yang tertuang di AD dan ART, yakni pemberitahuan.

Dan pada akhirnya pada tanggal 26 November 2013 ketua divisi Mountaineering kami berangkat ke Gunung Sumbing lewat jalur Garung Wonosobo Jawa Tengah guna melepas paku yang tertancap di pohon tersebut. Tetapi sesampai di lokasi, plakat tersebut sudah tidak ada lagi, mungkin ada salah satu pendaki lain yang melepasnya.

Memaku pohon dampaknya yang lebih pasti adalah terganggunya kehidupan pohon. Penggunaan paku, sekrup atau baut dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pohon jika tidak dipasang dengan benar. Bentangan Kabel dan tali - tali yang menggantung di cabang - cabang pohon sangat merusak akibatnya dapat merusak kulit kayu dan struktur pohon.

Kerusakan lain pada kulit pada pohon, apakah oleh paku, sekrup atau baut adalah sebagai titik masuk potensial bagi infeksi penyakit dan bakteri. Tusukan - tusukan yang banyak akan menyebabkan kerusakan dalam bentuk Kompartementaslisasi.

Dalam kehidupannya, pohon juga akan mengalami gangguan proses fisik dan biologis dalam tubuhnya karena gangguan benda asing yang ikut tertanam di dalamnya. Seperti, kompartementaslisasi akan mengganggu proses fisiologi tanaman dan mengurangi tekstur kayu pada pohon.

Kekuatan kayu pun akan berkurang karena pohon mudah terinfeksi penyakit seperti jamur dan bakteri karena banyaknya pintu bagi hama dan penyakit pada kulit pohon. Padahal kulit kayu adalah tameng terluar dari batang pohon. Sedangkan batang adalah tempat yang sentral dan pertumbuhan pohon.

Dengan kerusakan yang ditimbulkan pada pohon akibat Tree Spiking, maka sangatlah mungkin, pohon - pohon yang banyak ditancap logam dan dijerat benda lain sangat mudah rusak. Dalam jangka panjang sangat mungkin pohon - pohon yang telah melemah akibat logam dan tali yang tertanam ditubuhnya akan mudah tumbang dan cepat mengalami kematian

Kematian pohon di ruang publik yang tidak segera ditangani akan membahayakan manusia yang beraktivitas di sekitarnya. Maka stop Tree Spiking, apalagi paku yang berkarat, akan menyebabkan sakit atau infeksi pada pohon. Dampaknya, pengeroposan kambium dalam pohon akan lebih cepat. Sungguh kasihan pepohonan di sekitar kita. Lestarikan pohon demi lingkungan yang lebih aman dan nyaman! src
0 Komentar untuk "Pohon Jangan Di Paku! "

Back To Top